I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought hey
you know, this could be something
'Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I'm left with nothing
So maybe it's true that I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
I remember every look upon your face
The way you roll your eyes, the way you taste
You make it hard for breathing
'Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything's okay
I'm finally now believing
That maybe it's true that I can't live without you
And maybe two is better than one
But there's so much time to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking two is better than one
Yeah, yeah
I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought, hey
Maybe it's true that I can't live without you
Maybe two is better than one
There's so much time to figure out the rest of my life
And you've already got me coming undone
And I'm thinking, ooh, I can't live without you
'Cause, baby, two is better than one
There's so much time to figure out the rest of my life
But I figured out with all that's said and done
Two is better than one, two is better than one
Dear my lovely, Almira Dyah Puspitarini...
tak banyak kata yang bisa terucap
tak banyak waktu untuk saling jumpa
tak ada sesuatu yang bisa aku berikan...
yang secarik lagu ini yang bisa ku berikan...
entah kenapa, lagu ini seolah bercerita tentang kisah kita...
ga tau sengaja apa ngga...
aku harap ulang tahunmu yang ke 16 adalah ulang tahun yang terindah
maaf aku tak bisa jadi nomor satu yang mengucapkan
aku harap mulai dari tahun ini kau adalah yang terbaik untukku, selamanya...
love you Bun :)
karena aku ga terlalu pintar menyusun kata2 jadi cuma segini aja hehe :D
o ya, waktu aku ndengerin lagu ini mesti kebayang dengan sosok yang bersamaku sekarang, yaitu kamu...
PS: jangan dibaca rame-rame kalo ga pingin mampus... :P
Ketika Segalanya Berubah Jadi Indah
07/05/11
19/03/11
Cerita Buah Manggis
Tau buah manggis??? Jelas lah kawan-kawan tau, kalo gak tau bukan orang Indonesia. :D
Buah manggis, bewarna ungu dan manis rasanya, lunak pula. yah, pokoknya enak lah...
suatu hari kabar ini terdengar oleh orang eskimo. Dia penasaran denganyang namanya buah manggis. Dia bela-belain untuk pergi ke Indonesia demi mencari yang namanya MANGGIS.
Sampai di Indonesia, dia ngga langsung pergi ke hotel. Dia langsung minta sopirnya untuk mengantar pergi ke toko buah yang menjual buah manggis. Untuk pelampiasannya dia langsung membeli 5 kg buah manggis. Saking ga sabarnya, dia membuka bungkusan tadi di lobby hotel. Dia ambil salah satu manggis itu. Dia gigit manggis itu dan....
"setan!! buah apa ini?? rasanya pahit!! gila itu orang buah kayak gini dibilang manis!" (maaf bahasanya ayas translate ke bahasa Indonesia, karena ayas ga yakin ada yang tahu bahasa orang eskimo)
teriakan itu menarik perhatian satpam, mungkin tertarik karena orang eskimo ini teriak-teriak gak jelas dengan bahasa ga jelas...
akhirnya si orang eskimo ini cerita mengenai tragedi buah manggisnya. sembari tersenyum satpam itu berkata
"begini bapak, makan manggis ini harus dikupas dulu kulitnya, kulitnya memang terasa pahit. nah, yang dimakan adalah buahnya yang putih ini" terang satpam itu...
semenjak saat itu orang eskimo ini suka memakan manggis, dan menyesal telah mengumpat buah manggis...
dari cerita itu, tersirat suatu pesan,
"janganlah ngomong sesuatu yang kamu tidak ketahui"
ya mungkin itu akan berefek buruk pada diri kawan-kawan sendiri.
Pesan ayas, selidiki dulu apa yang ada didepan kawan-kawan, baru ungkapkan komentar mengenai hal itu...
@bandung 20.21
Buah manggis, bewarna ungu dan manis rasanya, lunak pula. yah, pokoknya enak lah...
suatu hari kabar ini terdengar oleh orang eskimo. Dia penasaran denganyang namanya buah manggis. Dia bela-belain untuk pergi ke Indonesia demi mencari yang namanya MANGGIS.
Sampai di Indonesia, dia ngga langsung pergi ke hotel. Dia langsung minta sopirnya untuk mengantar pergi ke toko buah yang menjual buah manggis. Untuk pelampiasannya dia langsung membeli 5 kg buah manggis. Saking ga sabarnya, dia membuka bungkusan tadi di lobby hotel. Dia ambil salah satu manggis itu. Dia gigit manggis itu dan....
"setan!! buah apa ini?? rasanya pahit!! gila itu orang buah kayak gini dibilang manis!" (maaf bahasanya ayas translate ke bahasa Indonesia, karena ayas ga yakin ada yang tahu bahasa orang eskimo)
teriakan itu menarik perhatian satpam, mungkin tertarik karena orang eskimo ini teriak-teriak gak jelas dengan bahasa ga jelas...
akhirnya si orang eskimo ini cerita mengenai tragedi buah manggisnya. sembari tersenyum satpam itu berkata
"begini bapak, makan manggis ini harus dikupas dulu kulitnya, kulitnya memang terasa pahit. nah, yang dimakan adalah buahnya yang putih ini" terang satpam itu...
semenjak saat itu orang eskimo ini suka memakan manggis, dan menyesal telah mengumpat buah manggis...
dari cerita itu, tersirat suatu pesan,
"janganlah ngomong sesuatu yang kamu tidak ketahui"
ya mungkin itu akan berefek buruk pada diri kawan-kawan sendiri.
Pesan ayas, selidiki dulu apa yang ada didepan kawan-kawan, baru ungkapkan komentar mengenai hal itu...
@bandung 20.21
Cerita Simple Namun Berarti... (Part 1)
Suatu hal yang sangat simple dapat menghasilkan suatu hasil yang maksimal. Ayas punya cerita, Ziza, adik ayas, suatu hari disuruh gurunya untuk pergi menjenguk temannya yang sakit. Karena rumah teman Ziza ini relatif jauh disuruhlah Ziza pergi dengan sepeda guru itu. Nah, disinilah hal itu terjadi.
"maaf bu, saya gak bisa naik sepeda" kata Ziza dengan lugu dan jujur, maklumlah dia dari kecil sudah dididik untuk jujur. Sebijaksanannya guru tidak akan pernah menghina muridnya, apalagi sampai menyindir muridnya. Ziza cerita pada ayas kalau dirinya jadi bahan tertawaan di kelas karen gurunya sering ngomong kalo Ziza ga bisa naik sepeda. Hari itu, waktu Ziza pulang ke rumah, dia langsung duduk termenung di kamar. Ga biasanya dia kayak gitu, biasanya dia datang langsung mainan laptop. Yah, ayas biarkan sajalah, ga lama di sudah terlelap dalam tidurnya.
Sore harinya, saat ayas pengen mandi, ayas liat si Ziza duduk termenung di depan sepeda ayas yang sudah lama ga ayas gunakan, lebih tepatnya rusak. Malam harinya dia cerita ke ayah mengenai hal yang terjadi siang tadi. Setelah ayas dengarkan percakapan mereka, bisa ayas simpulkan kalau Ziza ngotot pengen belajar sepeda. Ujung-ujungnya esok hari ayas disuruh ayah untuk memperbaiki sepeda itu, yah demi adik tercinta, ayas perbaiki sepeda ayas yang rusak itu. Selesai, adikku sudah bahagia, dinaikinya sepeda itu terus menerus walau belum bisa dikayuhnya.
"kak, ajarin naik sepeda ya.." pinta adikku memelas. "ok lah, tenang aja.." kataku mengiyakan. Namun hal itu batal total, karena ayas dikirimi sms oleh teman untuk segera balik ke asrama karena suatu hal. Ziza lah yang pertama membuka SMS itu, raut wajahnya langsung berubah seketika, melas banget...
Ayas ingat kalo punya saudara di rumah kakek yang mungkin bisa membantu Ziza belajar sepeda. Ayas kontak dia, Mas Aris namanya, ternyata dia mau... Keesokan harinya sebelum saya kembali ke asrama ayas antar Ziza ke rumah kakek. Setelah itu belum ayas dengar lagi kabar tentang adik ayas itu..
--part 1 end--
Inilah Hidup Bahagiaku
ayas bikin post ini malem-malem. mungkin saat teman-teman semua sedang tertidur lelap dalam buaian mimpi masing-masing. entah kenapa, malam ini ayas coba-coba pikir mengenai hidup yang bahagia. mungkin selama ini, asumsi orang itu hidup bahagia adalah serba kecukupan -biasanya uang, harta, istri cantik dll-. tapi ayas pikir-pikir lagi, hal itu ternyata salah.
menurut ayas hidup bahagia adalah menerima segala yang diberikan Allah SWT pada kita. coba pikirkan satu hal ini:
- kita lahir dengan satu badan, dengan satu kulit tentunya. nah, kulit yang ada sekarang adalah kulit yang kita bawa sejak lahir. terawat sampai sekarang. bukankah ini suatu kebahagiaan?? coba kalo kita ga punya kulit, atau harus bolak-balik ganti kulit kaya ular, ayas yakin kawan-kawan pasti gak mau di repotkan dengan ganti kulit tiap tahun. ga jadi bahagia deh....
- kita kadang ngeluh dengan apa yang kita alami sehari-hari. apalagi kalo udah terlalu emosi kadang-kadang malah ngumpat orang lain. nah,jadi masalahkan... makanya hidup itu jalani aja apa adanya. adanya seperti ini ya ayo kita jalani aja. gak usah banyak ngeluh. toh apa yang diberika olehNya kan juga untuk kebaikan kita. kalo kita belajar ga ngeluh (sabar) ayas yakin kita akan jadi orang yang lebih dewasa. dewasa dalam menyelesaikan segala hal. kalo kita sabar ngadepi orang pun kita gak akan grusah-grusuh.
- nih satu hal penting namun biasanya terlewatkan. bersyukur. udah dijanjiin oleh Allah, siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya, siapa yang ingkar akan menerima laknatNya. harusnya kita banyak bersyukur kawan. masih untung diberi hidup yang mapan. masih diberi kemudahan untuk membuka internet dan membaca postingan ayas. coba kalo kita liat keluar, kasihan orang-orang yang tahu apa itu internet tapi gak bisa menjelajahinya karena tidak adanya kemampuan untuk membiayai fasilitas ini. terus juga kita harus bersyukur dengan apa yang diberikan Allah ke kita. walaupun itu menurut kita yang terburuk, tapi itu merupakan yang terbaik di mata Allah. ayas jamin apa yang diberikan Allah, itulah yang terbaik...
nah, intinya kunci hidup bahagia ada tiga, menerima apa adanya, sabar, dan bersyukur. langit malam seolah memberi inspirasi bagi ayas untuk menulis posting ini. terima kasih Allah...
@bandung 0.49
18/03/11
Inilah Cara Mendapatkan Pengetahuan
Ditulis oleh Idries Shah |
Diambil dari Buku : Harta Karun dari Timur Tengah (Kisah Bijak Para Sufi). ‘Dimensi tersembunyi’ dalam kehidupan, lewat pengetahuan yang seorang Guru Sufi anjurkan agar dikembangkan oleh para pengikutnya alih-alih memuaskan keinginan-keinginan sering kali dengan mengekang mereka. Digambarkan dengan jelas dalam kisah ini. Kisah ini diambil dari tradisi lisan para darwis Badakhshan, dan di karang oleh Khwajaga Muhammad Baba Samasi (Silsillah ke 13). Beliau adalah Guru Agung dalam Tarekat Para Guru sebelum Bahaudin Naqshbandi, dan meninggal tahun 1354. Pada suatu masa, ada seseorang yang memutuskan bahwa ia memerlukan pengetahun. Ia pun segera mengadakan perjalanan menuju rumah seseorang yang berpengetahuan. Ketika ia sampai disana, katanya, “Sufi, kau orang bijak! Berilah padaku sebagian pengetahuannu itu agar aku bisa menelaahnya dan menjadi berguna, sebab aku merasa diriku tak berguna.” Sufi itu berkata, “Aku bisa memberimu pengetahuan sebagai imbalan atas sesuatu yang aku perlukan. Pergi dan bawalah untukku selembar permadani kecil; benda itu mau kuhadiahkan kepada seseorang yang mampu melanjutkan tugas suci kami.” Lalu, orang itu berangkatlah. Ia sampai di sebuah toko permadani dan berkata pada pemiliknya, “Berilah saya sebuah permadani, yang kecil saja, akan saya bawa untuk seorang sufi, yang akan memberiku pengetahuan. Nantinya ia mau memberikan permadani itu kepada seseorang yang bisa melanjutkan tugas suci Para Agung.” Pedagang permadani itu berkata, “Yang Saudara katakan baru saja adalah penjelasan tentang keperluan Saudara, dan pekerjaan Sufi, dan kebutuhan seseorang yang akan mempergunakan permadani itu. Bagaimana dengan saya? Saya perlu benang untuk menjahit karpet. Nah, kalau saudara carikan benang itu saya bisa menolong saudara.” Demikianlah Si Pencari pun beranjak pergi, kali ini seseorang yang bisa memberinya benang. Ketika ia sampai di pondok seorang wanita pemintal, berkatalah ia, “Wanita-pemintal, saya minta benang. Saya harus membawanya ke tukang karpet, yang akan membuatkan sebuah permadani untuk ku serahkan kepada seorang sufi; Guru itu hendak menghadiahkannya kepada seseorang yang harus melakukan tugas suci Para Guru. Sebagai imbalannya, saya dijanjikan pengetahuan yang kuinginkan.” Wanita itu pun menjawab, “Nah, saudara perlu benang, tetapi saya juga perlu sesuatu untuk membuatnya. Lupakan saja pembicaraan tentang keperluan saudara, Sang Sufi, Tukang Karpet, dan orang yang harus memiliki permadani itu. Bagaimana dengan saya? Ada bulu kambing, ada benang. Bawalah kemari bulu kambing dan akan saya buatkan benang untuk saudara.” Lalu, lelaki itu pun berjalan lagi, hingga ia bertemu dengan seorang gembala kambing dan mengungkapkan padanya tentang kebutuhannya. Gembala itu berkata, “dan saya? Saudara perlu bulu kambing untuk diganti pengetahuan, saya butuh kambing untuk diambil bulunya. Bawalah ke sini seekor kambing supaya saya bisa membantu saudara.” Maka, pergilah orang itu mencari seseorang yang menjual kambing. Ketika ditemukannya, ia pun menyampaikan kesulitannay dan penjual itu berkata, “Tahu apa saya tentang pengetahuan, atau benang dan permadani? Yang saya tahu adalah bahwa semua oarang mengejar kepentingannya sendiri. Mari kita bincangkan kebutuhanku, dan kalau saudara bisa memnuhinya, kita akan bicara tentang kambing, dan dengan begitu saudara bisa mendapatkan pengetahuan yang saudara impikan itu.” “Apa kebutuhanmu?” tanya orang itu. “Saya butuh kandang bagi kambingku pada malam hari, sebab kambing-kambing itu berkeliaran ke sembarang tempat. Berilah saya satu kandang dan baru kita bicarakan tentang keinginan saudara memperoleh seekor atau dua ekor kambing.” Lalu, orang itu pun berkeliling mencari sebuah kandang. Akhirnya, ia bertemu dengan seorang tukang kayu, yang berkata, “Ya, saya bisa membuatkan saudara sebuah kandang. Katakan saja ukurannya, sebab saya tak tertarik mendengarkan lebih jauh tentang permadani, pengetahuan, atau semacamnya. Namun, saya mempunyai sebuah keinginan, dan saudara harus terlebih dahulu menolong saya memperolehnya; kalau tidak saya tidak bersedia menolong saudara.” “Apa keinginanmu itu?” tanya Si Pencari. “Saya ingin menikah, namun tampaknya tak ada orang yang mau kunikahi. Mungkin saudara bisa mencarikanku seorang calon istri, baru kemudian kita akan bicara tentang masalah tadi.” Orang itu pun melaksanakan permintaan tersebut, dan setelah mencari-cari, didapatinya seorang wanita yang berkata, “saya kenal seorang gadis muda yang tak punya keinginan lain kecuali menikahi seorang tukang kayu seperti yang saudara katakan. Malahan, seumur hidupnya ia memikirkan calon suaminya tiu. Hal ini pasti semacam keajaiban bahwa tukang kayu idamannya itu sungguh ada dan bahwa gadis itu bisa mendengarnya lewat saudara dan saya. Tetapi, bagaimana pula dengan saya? Semua orang menginginkan keinginannya terwujud, dan orang-orang tampaknya memerlukan sesuatu, atau menginginkannya atau membayangkan bahwa mereka membutuhkannya, namun tak ada yang mengatakan apa pun mengenai keperluanku.” “Dan, apa gerangan keperluanmu?” tanya orang itu. “Saya hanya menginginkan satu hal,” kata wanita itu, “dan sudah kuinginkan sepanjang hidupku. Tolonglah saya untuk mendapatkannya, dan saudara bisa mengambil apa saja kepunyaanku. Hal yang kuingingkan itu, karena saya telah mengalami segala sesuatu kecuali yang satu ini, adalah pengetahuan.” “Tetapi, kita tidak bisa mendapat pengetahuan tanpa selembar permadani,” kata lelaki itu. “Saya tidak tahu pengetahuan itu apa, tetapi saya yakin itu bukan selembar permadani,” kata wanita itu. “Memang bukan,” kata Si Pencari, yang sadar bahwa ia mesti bersabar, “namun dengan seorang wanita bagi tukang kayu kita bisa memperoleh kandang untuk kambing. Dengan kandang kambing, kita bisa menyediakan bulu kambing bagi pemintal. Dengan bulu itu kita memiliki benang. Dengan benang, kita bisa membuat permadani. Dengan permadani, kita bisa mendapat pengetahuan.” “Hal itu kedengarannya tak masuk akal,” kata wanita itu, “dan saya tidak akan melakukan semua itu untuk mendapat pengetahuan.” Meskipun orang itu memohon dengan sangat, wanita tersebut tetap menyuruhnya pergi. Pelbagai kesulitan dan kebingungan yang muncul ini membuat Si Pencari itu hampir patah arang. Ia ragu apakah ia bisa mempergunakan pengetahuan kalau ia mendapatkannya, dan ia juga bertanya-tanya mengapa semua orang yang ditemuinya tadi hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Dan, perlahan-lahan ia mulai hanya memikirkan tentang permadani. Pada suatu hari, orang itu berjalan-jalan lewat jalan-jalan di pasar, berkomat-kamit sendiri. Seorang saudagar mendengarkannya, lalu datang mendekat agar bisa menangkap kata-katanya. Orang itu berkata, “Selembar permadani diperlukan untuk diberikan kepada seseorang agar ia mampu melakukan tugas suci kami ini.” Saudagar itu pun menyadari bahwa ada sesuatu yang luar biasa mengenai pengembara tersebut, lalu katanya, Darwis Kelana, saya tidak memahami nyanyianmu, namun saya sangat mengagumi orang seperti tuan, yang telah meniti jalan kebenaran. Tolong bantu saya, kalau tuan mau, sebab saya tahu bahwa orang di jalan sufi mempunyai tugas khusus dalam masyarakat.” Sang pengembara pun menoleh dan melihat kesusahan di wajah saudagar itu, lalu berkata, “Saya sedang dan telah menderita. Saudara tentu menhadapi masalah, tetapi saya tak punya apa-apa untuk menolong saudara. Saya bahkan tidak bisa mendapatkan segulung benang ketika membutuhkannya. Tetapi, katakan saja masalah saudara dan saya akan berusaha membantu saudara.” “Ketahuilah, wahai orang yang diberkahi!” kata saudara itu, “bahwa saya mempunyai seorang putri semata wayang yang cantik. Ia mengidap sebuah penyakit yang menyebabkannya merana. Temuilah anakku itu, mungkin tuan bisa menyembuhkannya. Kesusahan dan harapan si saudagar yang besar membuat sang pengembara pun mengikutinya ke sisi tempat tidur gadis itu. Ketika gadis itu melihatnya, katanya, “Saya tidak kenal siapa tuan, tetapi saya merasa tuan mungkin bisa menyembuhkan saya. Selain itu, tak ada lagi yang bisa. Saya jatuh cinta kepada seorang tukang kayu.” Dan gadis itu pun menyebut sebuah nama, yang adalah tukang kayu yang diminta membuat kandang kambing tadi. “Anak gadismu ingin menikahi seorang tukang kayu terhormat yang saya kenal.” Katanya kepada saudagar itu. Si saudagar pun sangat bahagia, sebab dipikirnya igauan anaknya tentang tukang kayu merupakan gejala, bukan penyebab, penyakit itu; yang telah membuatnya beranggapan bahwa putrinya itu sudah gila. Sang pengembara pun menemui tukang kayu itu, yang membuatkannya sebuah kandang kambing. Penjual kambing menghadiahinya beberapa ekor kambing gemuk; kemudian dibawanya kambing itu kepada si gembala, yang memberinya bulu kambing. Lalu, bulu itu diserahkannya kepada si pemintal, yang memberinya benang. Kemudian, ia membawanya kepada penjual karpet, yang memberinya selembar permadani kecil. Permadani itu pun dibawanya kepada Sang Sufi. Ketika ia sampai di rumah orang bijak itu, yang terakhir ini berkata, “Kini, aku bisa memberimu kebenaran; sebab kau tidak bisa membawa permadani ini kecuali kalau kau telah bekerja untuk mendapatkannya, dan bukan untuk dirimu sendiri.” |
Pilih Maulid Nabi atau Valentine
Peran nyata agama dalam mengurangi dan menyembuhkan bahaya NARKOBA untuk generasi Muda, mampukah?
Oleh Quantum Illahi
Di tahun 2011 ini, tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H jatuh pada hari selasa,tanggal 15 Februari sebagai perayaan nasional di tanah air.
Momen yang begitu bermakna untuk kaum muslim yang diperingati setelah sehari valentin day yang tanpa diumukan yang pasti anak muda akan sangat bergairah membuat acara tersebut bergembira dengan teman-teman mudanya yang sudah ditunggu setahun sekali.
Melihat momen yang hampir bersamaan ini kira-kira perayaan Maulid Nabi apakah bisa membekas dan menjadikan motivasi untuk generasi muda sadar atas time line hidupnya yang sebenarnya dan penuh kesadaran untuk mencapai cita-cita yang sangat MULIA untuk membagi kasih sayang kepada semuanya dan alam semesta?
Disinilah letak peran"power"agama untuk membuat daya tarik siapapun yang meyakininya terutama anak muda yang mempunyai ciri-ciri secara garis besar sebagai berikut:
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode "badai dan topan", suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Ciriperkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak.Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja. (http://duniapsikologi.dagdigdug.com/tag/ciri-ciri-remaja/)
Sebagai orang tua sering hanya memberikan teori-teori yang idealis kepada anak-anak remajanya (komunikasi searah) dan kurang mampu memperhatikan psikologi anak nya, mendengarkan apa keluhan dan permasalahan anak muda (seperti masalah pacaran sesuai dengan perkembangan hormonnya)
Anak yang mengalami masa puber akan mencari dan memperhatikan pencarian dirinya dengan mencari daya tarik yang bisa meredam "badai dan topan" dengan mengikuti perkembangan di sekitarnya.
Teknologi internet membuat informasi benar-benar tidak ada jarak dan sekat untuk bisa dipilah dan disaring lagi, terutama budaya valentin day dan kebudayaan dari luar yang lain. Kebudayaan yang tak terbendung tentunya akan merangsang anak untuk mencoba dan merasakan, tentunya kalau sudah tahu efek dari mencoba adalah ternyata bisa menghilangkan masa "susahnya", maka akan diulanginya dengan berbagi cara.
Itulah bahaya NARKOBA, walaupun sudah masuk menjadi program negara namun ternyata belum menunjukkan hasil yang maksimal, malah ternyata banyak oknum yang sebenarnya harus berusaha memberi contoh yang sempurna buat anak-anak muda agar tidak menggunakan NARKOBA, kenyataannya NARKOBA sudah menjamur dimana-mana dan HIV-AIDS adalah jawaban semuanya untuk menjadi kunci jawaban untuk mengurangi atas kebudayaan NARKOBAtersebut.
Apakah anda anak muda dan siapapun yang membaca ini akan terus membudayakan NARKOBA? Apakah anda ingin berhenti dengan NARKOBA, terus baca artikel ini.
Penulis yakin jika anda menjalankan semua petunjuk di artikel ini anda akan bisa berhenti total dan DIGARANSI.
Permasalahan ini yang menjadi Tugas Nyata bagi agama untuk menunjukkan daya tarik yang bisa menjadi "pacar" yang sejati untuk anak-anak kita yang sedang tumbuh dewasa
Kenapa agama kehilangan powernya? Seperti rumah yang lengkap perabotannya namun tidak disambung dengan kabel PLN yang teraliri arus listrik yang aman untuk perabot kita. Jika tidak tersambung PLN, malam pasti gelap dan alat rumah tangga akan hanya jadi pajangan semata.
POWER AGAMA adalah syarat mutlak untuk menjadi daya tarik penyelesaian masalah di atas, momen Maulid Nabi inilah menjadikan Tonggak Utama untuk bisa menelusuri kabel yang tidak ada arus listriknya tersebut.
Berikut ini sekilas cerita nabi Adam yang akan membangun logika kita kenapa power itu mutlak harus kita pahami dan kita dapatkan.
Penghargaan Allah SWT kepada Nabi Adam AS dan keturunannya yang dijelaskan (QS Al A'Raaf 11-12): "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (nabi Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para Malaikat : "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis; dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
Dijelaskan dengan cerita tasaufan yang disampaikan Bapak Profesor Kadirun Yahyakepada muridnya sebagai berikut:
Tuhan : Hai malaikat dan jin, sembah Adam
Jin : Tidak Mau
Tuhan : Sembah dia!
Jin : Tidak mau, dia diciptakan dari tanah, aku dari pada api.
Tuhan : Sembah dia, Aku ada pada Adam
Begitulah kekeliruan iblis, disangkanya ia diperintahkan Allah untuk menyembah Adam dan ia ingkar. Para Malaikat yang lain menyembah/sujud semuanya, bukan pada ADAM, tetapi pada Ruh Allah yang telah dimasukkan kedalam Ruh Sang ADAM; yang telah hadir disitu.
Q.S. Al Hijr, Ayat 29: "Apabila Aku sempurnakan kejadiannya, dan kutiupkan kedalamnya dari pada ruh-KU, lalu meniaraplah mereka sujud kepadanya." (Ingat: Allah dan Rasul tidak pernah menyuruh kita sujud selain kepada Allah!).
Firman dalam Al-Quran di atas tersirat bahwa kalimat ini berlaku untuk seluruh Nabi, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. Perintah Al-Qur'an yang tersembunyi bahwa memerintahkan kepada semua insan bahwa seluruh Nabi harus disembah zahir dan batin, karena dalam diri para Nabi dan Rasul terdapat Nur Allah (Nurun Alan Nuurin) yang merupakan ZAT ALLAH sendiri.
Dan Kami jadikan mereka menjadikan ikutan (zahir batin) untuk menunjuki manusia dari perintah kami ketika sabar serta yakin dengan keterangan Kami (Asy - Syahadah: 24)
Mereka itulah orang yang telah di beri allah petunjuk, maka ikutilah (zahir batin) dengan petunjuk itu (Al - An'am: 90)
Pernyataan ini yang selalu dihantam kaum orientalis, kaum yang tahu kedahsyatan power/kekuatan/energi dari suatu metode wasilah yang merupakan hasil transformasi komunikasi seorang insan dengan Allah SWT. Kehebatan energi tersebut dihilangkan oleh kaum orientalis. Rasulullah tetap menjaganya dengan hadits yang disebutkan bahwa Islam itu pecah menjadi 73 bagian dan hanya satu yang benar.
Insya allah, yang yang benar itu adalah yang masih mempertahankan kesungguhan dalam berkomunikasi dengan Allah SWT dengan metodeNya yang Maha dahsyat berkekalan dengan nabi dan wali-walinya.
Disinilah sebenar kunci memaknai MAULID NABI yang tidak hanya sebatas ritual perayaan, namun harus dicari kunci POWER ALLAH SWT di dalam para Nabi, Rasul dan KekasihNYA
Setelah Nabi Muhammad tidak ada Nabi yang ada hanyalah warisatul anbiya (pewaris Nabi) yang mewarisi Nuurun alan Nuurin, Abu Bakar wasilah pertama, yang kedua Salman Alfarisi dan seterusnya sampai wasilah ke-34, ke-35 dan dan sampailah saat ini wasilah yang ke-36.
Sebelumnya, marilah kita simak keterangan berikut bahwa Allah SWT dan Kekasihnya itu adalah ESA.
mohon ijin meminjamkan arti terakhir dari surat Al-Ikhlas "tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia" Dia disini adalah ALLAH SWT. Misalkan kita menggunakan perumpamaan Negara Indonesia. "Tidak ada seorang yang menyamai presiden Soekarno di Negara RI waktu itu", maka setelah Pak Soekarno, presiden kedua RI Pak Harto, ketiga Pak Habibie, keempat Gus Dur, Kelima Bu Megawati, dan Keenam Pak SBY, bagaimana yang ketujuh? Tidak ada yang bisa memprediksi presiden RI ke tujuh.
Penulis juga meminjam perumpamaan gelas, misalkan kita mempunyai gelas yang beraneka bentuk misalkan ada 36 bentuk gelas. Penulis isi tiap-tiap gelas dengan air susu, maka air susu akan meminjam bentuk tiap-tiap 36 gelas tadi. Apakah air susunya berubah menjadi air kopi? Bentuk wadah air susu yang beraneka ragam menurut gelas
Perumpaan yang lain, sinar Matahari yang diteruskan sinarnya ke suatu bidang kemudian dibuat lubang di bidang itu dengan berbagai macam segi misalkan dari segi tiga sampai segi tiga puluh enam, apakah sinar matahari berubah menjadi sinar lain dengan bentuk lubang yang bermacam segi? Pasti sinar matahari tetap sinar matahari namun bentuk terusan sinarnya beraneka ragam bentuk sesuai lubang yang dibuat.
Perumpamaan terakhir adalah seorang dirigen[1] adalah orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat. Dirigen ini membuat ketukan di mejanya dengan tidak merubah posisi stiknya di titik yang sama, dari satu ketukan, dua ketukan dan 36 ketukan, tanpa merubah posisi stiknya. Berapa titik yang dibuat? Tetap satu khan? Karena posisi tidak berubah, walau jumlah ketukan beraneka ragam lambat atau cepat.
Begitupun ALLAH SWT mengutus KEKASIHNYA dengan memasukkan RUHNYA YANG MAHA MENANG sejak nabi ADAM AS diciptakan di Syurga dan terus berganti penerusnya Nabi Idris AS, Nabi NUH AS dst sampai kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ruh yang ada pada para Nabi dan Rasulullah ini adalah sama yaitu Ruh ALLAH SWT (PRESIDEN KEROHANIAN DUNIA AKHIRAT). Yang menjadi racun atau penangkal syetan, jin, ifrit dan dajjal.
Kesimpulan:
- Semoga Maulid Nabi menjadikan semangat kita untuk terus belajar mengenal POWER ALLAH SWT di dalam Kekasihnya yang diturunkan kepada para Nabi, Rasul dan KekasihNya terutama Rasulullah Muhammad SAW yang sangat luar biasa dahsyar ENERGI KASIH SAYANGNYA.
- bagi yang ingin mencari tahu jawaban untuk penanganan dan sembuh dari NARKOBA silahkan hubungi kontak kami di alamat ini:
waliallah.org
Kisah Nabi Ayub
Ditulis oleh Ali Ridho |
Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi: "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44) Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya. Al-Qur'an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub: "Maka keluarlah setan dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya." Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: "Kemudian setan keluar dari haribaan Tuhan kita," sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahwa setan telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah SWT menciptakan Adam as. Maka, kapan setan kembali keharibaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat. Lalu, bagaimana hakikat sakitnya Nabi Ayub dan bagaimana kisahnya? Yang populer tentang cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: "Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya." Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya. Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: "Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta." Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: "Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan." Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: "Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya." Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut. Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: "Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah." Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: "Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu." Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya. Salah seorang setan berkata: "Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?" Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: "Sampai kapan Allah SWT menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?" Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: "Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?" Perempuan itu berkata: "Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?" Nabi Ayub berkata: "Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?" Istrinya menjawab: "Delapan tahun." Ayub berkata: "Berapa lama kita mendapat penderitaan?" Istrinya menjawab: "Tujuh tahun." Ayub berkata: "Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku." Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Demikianlah riwayat yang populer berkenaan dengan penderitaan Nabi Ayub dan kesabarannya. Menurut hemat kami riwayat ini palsu karena ia sesuai dengan teks Taurat yang menjelaskan sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahwa penyakitnya sangat buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh dongeng-dongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Qur'an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Qur'an adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya. Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ('Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.' Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (QS. al-Anbiya': 83-84) Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: "Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah." Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya. Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: "Dari mana engkau mendapati uang?" Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya. Allah SWT berfirman: "Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' (Allah berfirman): 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya)." (QS. Shad: 41-44) Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, "Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan."? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan. Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir. Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur'an sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)." (QS. Shad: 44) Bersabarlah, seperti sabarnya Nabi Ayub... |
Langganan:
Postingan (Atom)